Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga
kita. Namun tidak ada salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena
dengan begitu bisa menambah keyakinan kita atau meluruskan tujuan sepak terjang
kita yang selama ini yang mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan
berujung pada kehancuran dunia dan akhirat.
Tujuan Diciptakannya Makhluk Adalah untuk Bertauhid
Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz
Dzariyaat: 56). Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata, yaitu tujuan
mereka Kuciptakan adalah untuk Aku perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan
karena Aku membutuhkan mereka (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Adz Dzariyaat).
Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana
ditafsirkan oleh para ulama salaf.
Tujuan Diutusnya Para Rasul Adalah untuk Mendakwahkan Tauhid
Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh telah Kami
utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan
tinggalkanlah thoghut.” (An Nahl: 36). Thoghut adalah
sesembahan selain Allah. Syaikh As Sa’di berkata, Allah Ta’ala memberitakan
bahwa hujjah-Nya telah tegak kepada semua umat, dan tidak ada satu umatpun yang
dahulu maupun yang belakangan, kecuali Allah telah mengutus dalam umat tersebut
seorang Rasul. Dan seluruh Rasul itu sepakat dalam menyerukan dakwah
dan agama yang satu yaitu beribadah kepada Allah saja yang tidak boleh ada
satupun sekutu bagi-Nya (Taisir Karimirrohman, Tafsir surat An Nahl). Beribadah kepada Allah dan
mengingkari thoghut itulah hakekat makna tauhid.
Tauhid Adalah Kewajiban Pertama dan Terakhir
Rasul memerintahkan para utusan dakwahnya agar
menyampaikan tauhid terlebih dulu sebelum yang lainnya. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala
‘anhu, “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar
mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat Bukhori dan Muslim). Nabi juga
bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh
niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al
Albani dalam Irwa’ul Gholil).
Tauhid Adalah Kewajiban yang Paling Wajib
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa syirik, dan Allah mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang
yang Dia kehendaki.” (An Nisaa’: 116). Sehingga syirik menjadi larangan
yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah larangan terbesar maka lawannya yaitu
tauhid menjadi kewajiban yang terbesar pula. Allah menyebutkan kewajiban ini
sebelum kewajiban lainnya yang harus ditunaikan oleh hamba. Allah Ta’ala
berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang tua.” (An Nisaa’: 36)
Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib
daripada berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa
anaknya untuk berbuat syirik maka tidak boleh ditaati. Allah berfirman, “Dan
jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya…” (Luqman: 15)Hati yang Saliim Adalah Hati yang Bertauhid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (Riwayat Bukhori dan Muslim). Allah Ta’ala berfirman, “Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang saliim (selamat).” (Asy Syu’araa’: 88-89). Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata, yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir
Tauhid Adalah Hak Allah yang Harus Ditunaikan Hamba
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun…” (Riwayat Bukhori dan Muslim). Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya artinya mentauhidkan Allah dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam beribadah, sehingga wajib membersihkan diri dari syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Allah saja (diringkas dari Fathul Majid).
Ibadah adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.
Tauhid Adalah Sebab Kemenangan di Dunia dan di Akhirat
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah ridho kepada mereka dan mereka pun telah ridho kepada Allah. Allah telah menyiapkan bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At Taubah: 100)
Namun sangat disayangkan, kenyataan umat Islam di zaman ini yang diliputi kebodohan bahkan dalam masalah tauhid! Maka pantaslah kalau kekalahan demi kekalahan menimpa pasukan Islam di masa ini. Ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam akidah. Wallahu A’lam bish showaab.
***
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id