Agama Islam Adalah Agama Yang Haq(benar)Yang
Dibawa Oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Islam secara bahasa (etimologi) adalah berserah diri, tunduk, atau patuh.
Adapun menurut syari’at (terminologi), definisi Islam berada pada dua keadaan:
#Pertama: Apabila Islam disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman,
maka pengertian Islam mencakup keseluruhan agama, baik ushul (pokok) maupun
furu’ (cabang), seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan
perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah pengakuan dengan
lisan, meyakininya dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla
atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan. [1]
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam:
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: ‘Tunduk patuhlah!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku
tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.’” [Al-Baqarah: 131][2]
Ada juga yang mendefinisikan Islam dengan:
َاْلإِسْتِسْلاَمُ ِللهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ.
“Berserah diri kepada Allah dengan cara mentauhidkan-Nya, tunduk patuh
kepada-Nya dengan melaksanakan ketaatan (atas segala perintah dan
larangan-Nya), serta membebaskan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang
yang berbuat syirik.”[3]
#Kedua: Apabila Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud
dengan Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang diri dan hartanya
terjaga [4] dengan perkataan dan amal-amal tersebut, baik dia meyakini Islam
ataupun tidak. Sedangkan kalimat iman berkaitan dengan amalan hati.[5]
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada
mereka): ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: ‘Kami telah tunduk,’ karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu...” [Al-Hujuraat: 14]
Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakhiri serta menyempurna-kan
agama-Nya yang dianut ummat sebelumnya untuk para hamba-Nya. Dengan Islam pula,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan kenikmatan-Nya dan meridhai Islam
sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang
diterima Allah, agama (kepercayaan) selain Islam tidak akan diterima Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam.” [Ali ‘Imran: 19]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang
yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama
Islam karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk seluruh
manusia.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasul (utusan) Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang memiliki keajaan langit dan bumi, tidak ada
ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menghidupkan dan Yang
me-matikan.’ Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang
ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya)
dan ikutilah ia, agar kamu mendapat petunjuk.”[Al-A’raaf: 158]
Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّـةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ.
“Demi (Rabb) yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar seseorang
dari ummat Yahudi dan Nasrani tentang diutusnya aku (Muhammad), kemudian ia
mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya (Islam),
niscaya ia termasuk penghuni Neraka.” [6]
Mengimani Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya membenarkan
dengan penuh penerimaan dan kepatuhan pada seluruh apa yang dibawanya, bukan
hanya membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu Thalib (paman Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam) termasuk kafir, yaitu orang yang tidak beriman kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun ia membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia membenarkan pula bahwa Islam adalah agama
yang terbaik.
Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang terkandung di dalam agama-agama
terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu cocok dan sesuai untuk setiap
masa, tempat dan kondisi ummat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“Dan Kami turunkan Al-Qur-an kepadamu dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu Kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai
batu ujian terhadap Kitab-kitab yang lain...” [Al-Maa-idah: 48]
Islam dikatakan cocok dan sesuai di setiap masa, tempat, dan kondisi ummat
maksudnya adalah berpegang teguh kepada Islam tidak akan menghilangkan
kemaslahatan ummat, bahkan dengan Islam ini ummat akan menjadi baik, sejahtera,
aman dan sentausa. Tetapi harus diingat bahwa Islam tidak tunduk terhadap masa,
tempat dan kondisi ummat sebagaimana yang dikehendaki oleh sebagian orang.
Apabila ummat manusia menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, maka
mereka harus masuk Islam dan tunduk dalam melaksanakan syari’at Islam.
Agama Islam adalah agama yang benar, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kemenangan
kepada orang yang berpegang teguh kepada agama ini dengan baik, namun dengan
syarat mereka harus mentauhidkan Allah, menjauhkan segala (bentuk) perbuatan
syirik, menuntut ilmu syar’i, dan mengamalkan amal yang shalih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur-an) dan
agama yang haq (benar), untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukainya.” [At-Taubah: 33]
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa sungguh Dia akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana telah Dia jadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]
**BERSAMBUNG**
Kitab : Aqidah (Syarah)
by: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
This entry was posted on 05.11 and is filed under
Rubri Aqidah
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.